Minggu, 30 November 2014

KIMIATERPADUSMAKMA20143A03KADAR AIR DALAM MINYAK CARA XYLOL .Blogspot.com


LAPORAN LENGKAP
NAMA                                    :  Andriawan ariski
NIS                             :  124777
KELAS/KLMPK        :  III.A / A1.1
TANGGAL                 : 6 NOVEMBER 2014
JUDUL                       :  ”KADAR AIR DALAM MINYAK CARA XYLOL ”
TUJUAN                    : Untuk mengetahui kadar air dalam minyak goring dengan menggunakan metode xylol
DASAR PRINSIP     : Metode penyulingan dengan pelarut yang tidak dapat dicampur,atau lebih dikenal dengan metode Xylol (ksilena). Sampel yang mengandung air akan menguap. Pada metode tersebut menggunakan alat “aufhauser” atau alat penerima bitwell atau stirling,dilengkapi dengan labu dan pendingin liebig Ksilena mempunyai titik didih lebih besar dari pada air sehingga bila dipanaskan air yang lebih dahulu menguap.
REAKSI                     :-
LANDASAN TEORI :
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarutyang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidrokida (OH-). Sementara itu pada anoda, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katoda. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut.
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat “hidrofilik” (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat “hidrofobik” (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air.
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki sejumlah muatan parsial negatif (σ-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang (hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (σ+) dekat atom oksigen. Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogen—yang berarti, ia (atom oksigen) memiliki lebih “kekuatan tarik” pada elektron-elektron yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik elektron-elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan negatif elektron-elektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar kedua atom hidrogen.Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami kepolarannya.
Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul air. Hal ini dapat diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah permukaan yang tak dapat terbasahi atau terlarutkan (non-soluble); air tersebut akan berkumpul sebagai sebuah tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih atau bepermukaan amat halus air dapat membentuk suatu lapisan tipis (thin film) karena gaya tarik molekular antara gelas dan molekul air (gaya adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi antar molekul air.
Dalam sel-sel biologi dan organel-organel, air bersentuhan dengan membran dan permukaan protein yang bersifat hidrofilik; yaitu, permukaan-permukaan yang memiliki ketertarikan kuat terhadap air.
Ada beberapa metode untuk menentukan kadar air, di antaranya sebagai berikut:
1.    Metode Pemanasan Langsung
penetapan ini relative sederhana yaitu contoh yang telah ditimbang atau diketahui bobotnya dipanaskan dalam suatu pengering listrik (oven) sampai bobit tetap, dengan tekanan 1 atm.
2.    Metode Penyulingan dengan Pelarut yang tidak dapat Campu
Lebih dikenal dengan metode xylol (ksilena). Penetapan ini sangat penting terutama yang mengandung air dan minyak terbang (volatile oils) yang keduanya dapat mengauap. Penetapan ini dipakai alat ”aufhauser” atau alat penerima bitwell dan stirling, dilengkapai dengan labu dan pendingin liebig. Ksilena mempunya titik didih > titik didih air sehingga bila dipanaskan maka air yang dahulu menguap. Bobot jenis ksilena lebih rendah dari bobot jenis air dan keduanya tidak dapat bercampur,sehingga air akan terletak dibagian bawah alat penerima bitwell dan dapat dibaca berapa volumenya.

3.    Metode Pengering Vacum
Dilakukan untuk menetapkan kadar air dalam contoh yang akan terurai kalau dipanasskan pada suhu 100o-105oC
4.    Metode Asam Sulfat
Metode ini diuapkan terhadap zat-zat yang peka terhadap panas, proses ini relatif memerlukan waktu yang lama. Sampel didalam eksikator vacum dikeringkan dengan asam sulfat pekat.
5.    Metode Karl Fischer
Didasarkan atas reduksi Yod oleh belerangdioksida (SO2) dalam air dan basa yaitu piridin dengan memakai pereaksi Fischer yang terdiri dari larutan Yod, belerang dioksida dan piridin dalam methanol anhydrous.
Bobot air dapat diketahui dengan menganggap bobot jenis air : 1 g/mL. bila bahan yang ditetapkan dengan cara ini mengeluarkan busa pada waktu dipanaskan (didihkan) maka ksilena tadi dibubuhi minyak paraffin atau paraffin padat.
Analisa Kadar Air dengan Metode Destilasi (Thermovolumetri). Prinsip penentuan kadar air dengan cara destilasi ini adalah menguapkan air dengan bantuan cairan kimia. Zat kimia yang di gunakan tidak sembarang tetapi zat kimia yang memenuhi syarat-syarat berikut ini, yaitu:
Syarat zat kimia untuk analisa kadar air Metode Destilasi
v  Zat kimia tersebut harus mempunyai titik didih lebih tinggi dari air,
v  Zat kimia tersebut tidak dapat bercampur dengan air,
v  Zat kimia tersebut harus mempunyai berat jenis lebih rendah dari air.
Berdasarkan syarat-syarat yang tersebut diatas, setidaknya ada 5 jenis zat kimia yang bisa di gunakan dalam analisa kadar air dengan metode Thermovolumetri. Zat kimia tersebut antara lain: Touluena, Xylen, Benzen, Tetrakhlorethilen dan Xylol.


KSILENA/XYLOL
Sebuah ksilena (dari ξύλο Yunani, xylo, "kayu") adalah hidrokarbon aromatik yang terdiri dari cincin benzena dengan dua substituen metil. Tiga xilena isomer masing-masing memiliki rumus molekul C8H10, meskipun lebih informatif rumus semi-struktural C6H4 (CH3) 2 juga digunakan umumnya. Para xilena adalah petrokimia utama, diproduksi oleh katalitik reformasi dan juga oleh karbonisasi batubara dalam pembuatan bahan bakar kokas. Mewakili sekitar 0,5-1% dari minyak mentah (tergantung pada sumber), xilena ditemukan dalam jumlah kecil dalam bahan bakar bensin dan pesawat. Xilena terutama diproduksi sebagai bagian dari aromatik BTX (benzene, toluene dan xilena) diekstrak dari produk catalytic reforming dikenal sebagai "reformate". Campuran adalah, cairan tidak berwarna sedikit berminyak biasa ditemui sebagai pelarut. Itu bernama pada tahun 1851, yang telah ditemukan sebagai konstituen dari tar kayu. Beberapa juta ton diproduksi setiap tahunnya. Pada tahun 2011, sebuah konsorsium global mulai pembangunan salah satu dunia tanaman xilena terbesar di Singapura
ALAT DAN BAHAN             :
·         ALAT              :
1.    Gelas piala 100 ml
2.    Pengaduk
3.    Aufhauser
4.    Hotplate
5.    Labu destilasi

·         BAHAN          :
1.    Minyak goreng
2.    Xylol
CARA KERJA                      :
1.    Ditimbang ± 20 gram sampel dalam gelas piala 100 ml.
2.    Dilarutkan dengan pelarut Xylol
3.     Dimasukkan kedalam labu destilasi
4.    Diblas botol timbang dengan pelarut Xylol hingga bersih
5.     Ditambahkan Xylol sampai setengah dari isi labu destilasi
6.     Kemudian dimasukkan batu didih kedalam labu destilasi
7.    Lalu disambungkan dengan alat aufhauser
8.     Disulingkan diatas hot plate selama ± 1 jam
9.    Setelah cukup 1 jam hot plate dimatikan dan alat aufhauser dibiarkan dingin.
10.  Lalu diangkat alat aufhauser beserta labunya
11.  Kemudian dibaca jumlah air
DATA PENIMBANGAN      :
·         Bobot sampel (minyak goreng)                 = 20,0094 g
·         Ml air                                                              = 0,1 ml
PERHITUNGAN                   :
%Air    = ml air x ∫ / g sampel x 100%
            = 0,1 ml x 1 gml-1/ 20,0094 g x 100%
            = 0,49%
KESIMPULAN                      :
            Jadi dari hasil perhitungan diatas didapatkan bahwa kadar air dalam minyak goreng dengan menggunakan metode xylol adalah 0,49%

DAFTAR PUSTAKA
pengolahanpangan.blogspot.com/2014/02/analisa-kadar-air-dengan-metode_12.html?m=1
smakmakassar3a11.blogspot.com/2014/10/penentuan-kadar-air-cara-xylol.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar