Senin, 01 Maret 2015
Nama
: ANDRIAWAN ARISKI
Kelas
: III A
Kelompok
: A1.1
Nis
: 124 777
Hari/Tanggal
: 16 FEBRUARI
2015
Judul
Penetapan : penetapan kadar P2O5 pada pupuk NPK
Tujuan
penetapan : untuk mengetahui
kandungan P2O5 pada pupuk NPK
Dasar
prinsip
: sampel di endapkan dengan NH4OH
dengan penambahan NH4Cl, lalu di pijarkan
Landasan
teori :
Di
Indonesia, jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan
guano (kadar P2O5= 0,17-43 %). Keterdapatannya di Provinsi Aceh, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan
tempat lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya.
Di Indonesia, eksplorasi fosfat
dimulai sejak tahun 1919. Umumnya, kondisi endapan fosfat guano yang ada
ber-bentuk lensa-lensa, sehingga untuk penentuan jumlah cadangan, dibuat sumur
uji pada kedalaman 2 -5 meter. Selanjutnya, pengambilan conto untuk analisis
kandungan fosfat.Eksplorasi rinci juga dapat dilakukan dengan pemboran apabila
kondisi struktur geologi total diketahui.
Fosfor merupakan salah satu bahan kimia
yang sangat penting bagi mahluk hidup. Fosfor terdapat di alam dalam dua bentuk
yaitu senyawa fosfat organik dan senyawa fosfat anorganik. Senyawa fosfat
organik terdapat pada tumbuhan dan hewan, sedangkan senyawa fosfat anorganik
terdapat pada air dan tanah dimana fosfat ini terlarut dia air tanah maupun air
laut yang terkikis dan mengendap di sedimen.
Fosfor juga merupakan faktor pembatas.
Perbandingan fosfor dengan unsur lain dalam ekosistem air lebih kecil daripada
dalam tubuh organisme hidup. Diduga bahwa fosfor merupakan nutrien pembatas
dalam eutrofikasi; artinya air dapat mempunyai misalnya konsentrasi nitrat yang
tinggi tanpa percepatan eutrofikasi asalkan fosfat sangat rendah (
Sastrawijaya, 1991). Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai
senyawa ortofosfat, polifosfat dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat
tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel
organisme air.
Di daerah pertanian ortofosfat
berasal dari bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai atau danau melalui drainase
dan aliran air hujan. Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air buangan
penduduk dan industri yang menggunakan bahan detergen yang mengandung fosfat,
seperti industri logam dan sebagainya. Fosfat organis terdapat dalam air
buangan penduduk (tinja) dan sisa makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi
dari ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis karena baik bakteri
maupun tanaman menyerap fosfat bagi pertumbuhannya ( Alaerts, 1984). Keberadaan
senyawa fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem
perairan. Bila kadar fosfat dalam air rendah (< 0,01 mg P/L), pertumbuhan
ganggang akan terhalang, kedaan ini dinamakan oligotrop. Sebaliknya bila kadar
fosfat dalam air tinggi, pertumbuhan tanaman dan ganggang tidak terbatas lagi
(kedaaan eutrop), sehingga dapat mengurangi jumlah oksigen terlarut air. Hal
ini tentu sangat berbahaya bagi kelestrian ekosistem perairan.
Kegunaan Fosfor/Fosfat Kegunaan
fosfor yang penting adalah dalam pembuatan pupuk, dan secara luas digunakan
dalam bahan peledak, korek api, pestisida, odol dan deterjen. Selain itu juga
diperlukan untuk memperkuat tulang dan gigi. 2.6 Proses Fosfor / Fosfat Dalam
Lingkungan Hidup Perputaran unsur fosfor dalam lingkungan hidup relatif
sederhana bila dibandingkan dengan perputaran bahan kimia lainnya, tetapi mempunyai
peranan yang sangat penting yaitu sebagai pembawa energi dalam bentuk ATP
(Adenosin Trifosfat). Perputaran unsur fosfor adalah perputaran bahan kimia
yang menghasilkan endapan seperti halnya perputaran kalsium.
Dalam lingkungan hidup ini tidak
diketemukan senyawa fosfor dalam bentuk gas, unsur fosfor yang terdapat dalam
atmosfir adalah partikel-partikel fosfor padat. Batu karang fosfat dalam tanah
terkikis karena pengaruh iklim menjadi senyawa-senyawa fosfat yang terlarut
dalam air tanah dan dapat digunakan/diambil oleh tumbuh-tumbuhan untuk
kebutuhan hidupnya /pertumbuhannnya. Penguraian senyawa organik
(tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati serta detergen limbah rumah tangga )
menghasilkan senyawa-senyawa fosfat yang dapat menyuburkan tanah untuk
pertanian. Sebagai senyawa fosfat yang terlarut dalam air tanah akan terbawa
oleh aliran air sungai menuju ke laut atau ke danau, kemudian mengendap pada
dasar laut atau dasar danau.
Alat & Bahan :
v Alat
v Gelas Piala 100 , 300 ml
v Gelas Ukur 10 ml
v Neraca Digital
v Kaki Tiga
v Corong
v Pengaduk
v Cawan Porselin
v Tanur
v Eksikator
v Kertas Saring
v Bahan
v Pupuk TSP
v Aquadest Panas
v NH4Cl 2M
v Campuran Magnesia
v HCl 1:1
v Indikator PP
v NH4OH (1:10) & (1:20)
Cara
Kerja
:
1. Ditimbang pupuk NPK + 1 g.
2. Dilarutkan dengan aquadest kedalam gelas
piala kemudian dipanaskan.
3. Saring dengan kertas saring berlipat.
4. Endapan dicuci dengan 3×10 ml aquadest
panas
5. Filtrat ditampung lalu, ditambahkan NH4Cl
2M + 10 mL.
6. Ditambahkan campuran Magnesia 10 mL,
jika keruh ditambahkan HCl 1:1 hingga larut
7. Dibubuhi indikator PP kemudian endapkan
dengan NH4OH 1:10 berlebih, hingga larutan berwarna merah muda seulas.
8. Didinginkan dalam es
9. Lalu, disaring dan dicuci hingga bebas
Cl- dengan NH4OH 1:20
10. Endapan dikeringkan dalam oven (T=1050C)
11. Endapan diperarang, dipijarkan, didinginkan, dan timbang
hingga bobot tetap.
12. Menghitung kadar P2O5 dalam air
Pengamatan
dan perhitungan:
Pengamatan:
·
Bobot npk = 2004,7 mg
·
Bobot cawan kosong <a> = 25,6473 g
·
Bobot cawan + endapan <b> = 26,0034
·
Bobot abu b kurang a =26,0034
kurang 25,6473
= 0,3561
g
Perhitungan:
·
% P2O5 = Ar P2O5
/mr mg2P207x Bobot abu
x 100%
![](file:///C:%5CUsers%5Cuser%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image001.gif)
![](file:///C:%5CUsers%5Cuser%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image002.gif)
= 142/222 x 0,3561
g x100%
2,0047 g
= 11,36%
Kesimpulan: dari hasil pengamatan
dan perhitungan dapat disimpulkan bahwa kadar
P2O5 pada pupuk NPK adalah 11,36%
lembar pengesahan:
Daftar
Pustaka:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar